Apa Perbedaan Akuntansi Syariah & Akuntansi Konvensional

Apa Perbedaan Akuntansi Syariah & Akuntansi Konvensional
Sumber gambar: Materi.Co.ID

Hai rekan akuntanmu.

Pasti masih banyak yang belum tau, Apa sih perbedaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional. yuk cari tau apa perbedaannya.

Ada beberapa faktor yang membedakan akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional. Perbedaan paling mendasar antara keduanya terletak pada landasan hukum yang digunakan dalam praktiknya. Berikut berikut ini perbedaan antara akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional.

Sejak awal kita fokus pada akuntansi syariah. Nah, Tetapi ada salah satu jenis akuntansi yang umum digunakan, yaitu akuntansi konvensional. Didalam akuntansi konvensional lebih mementingkan para pemilik modal atau para kapitalis. Tujuan yang dicapai oleh akuntansi konvensional relatif biasa saja hanya berfokus pada tujuan ekonomi, tanpa mempedulikan pertanggungjawaban kepada Tuhan. Oleh karena itu, bentuk tanggungjawab yang diutamakan hanyalah tanggungjawab terhadap organisasi ekonomi atau sekelompok orang saja.

Akuntansi syariah dan akuntansi konvesional mempunyai perbedaan pada pengertian yang paling mendasar. Akuntansi syariah lebih fokus pada pembukuan, pengumpulan data, pekerjaan dan bisnis serta perhitungan dan pembahasan dengan syarat-syarat yang disepakati. Penetapan balas jasa juga mencakup seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan dunia dan masa depan. Sedangkan, akuntansi konvensional adalah tentang pengumpulan dan pemeliharaan pembukuan serta pencarian informasi dari berbagai jenis kegiatan. Memang, pengguna lembaga keuangan syariah memiliki kebutuhan informasi yang berbeda dibandingkan pengguna lembaga keuangan konvensional.

Tujuan dari akuntansi syariah sendiri juga berbeda dengan akuntansi konvensional. Tujuan akuntansi syariah dimaksudkan untuk melindungi harta benda yang menjadi bukti atau alat bukti ketika timbul perkara hukum, membantu mengarahkan kebijakan, mengklasifikasikan hasil usaha untuk keperluan zakat, menentukan hak-hak mitra usaha, menentukan penentuan ganjaran dan hukuman serta menilai motivasi dan penilaian kerja. Sedangkan, akuntansi konvensional biasanya bertujuan untuk menjelaskan hutang, laba rugi, pusat uang, dan membantu dalam mengambil keputusan manajemen.

Karakteristik akuntansi syariah dan akuntansi konvensional juga berbeda. Akuntansi syariah berjalan sesuai dengan nilai-nilai akidah dan akhlak. Oleh sebab itu, seorang akuntan bertugas memberikan data-data dalam membantu orang yang bersangkutan seputar hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah dan hukum syariat islam dalam bidang muamalah. Dalam hal ini, seorang akuntan juga harus sadar dengan mempertanggungjawabkan pekerjaannya dihadapan Allah. Mereka tidak bisa mengabulkan keinginana pemilik modal, jika terdapat langkah yang menyeleweng dari hukum allah dan memutarbalikan fakta.

Sedangkan, akuntansi konvensional berjalan sesuai dengan peraturan-peraturan dan teori dari manusia yang memiliki sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan. Sebab itu, konsep akuntansi konvensional lebih labil dan tidak permanen.

 

Baca Juga: Cara Mudah Memperbaiki Pembukuan Perusahaan Anda

 

Konsep, sistem, dan teknik akuntansi yang membantu suatu lembaga diperlukan untuk menjaga tujuan, fungsi, dan operasionalnya berjalan sesuai dengan ketentuan syariah. Selain itu, konsep ini juga bisa menjaga hak-hak stakeholders yang ada di dalamnya dan mendorong lembaga keuangan mencapai kesejahteraan hakiki di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, perusahaan syariah seperti perbankan menerapkan kerangka kerja syariah dan sifat transaksi yang berbeda dengan perusahaan atau perbankan konvensional.

Modal yang digunakan unruk menjalankan akuntansi syriah dan akuntansi konvensional juga berbeda. Yang membedakan yaitu modal akuntansi konvensional terbagi menjadi dua macam, yaitu modal tetap atau aktiva tetap dan modal yang beredar atau aktiva lancar. Sedangkan, modal yang digunakan akuntansi syariah yaitu berupa barang-barang pokok yang dibagi menjadi harta uang atau barang. Lalu barang-barang pokok ini dibagi menjadi barang milik dan barang dagang.

Perbedaan lain mengenai akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional yaitu terdapat pada prinsip dasarnya. Pada akuntansi konvensional menerapkan prinsip bahwa laba hanya ada ketika terjadi pada saat jual beli. Sedangkan, pada akuntansi syariah sendiri memandang laba sesuai dengan prinsip akidah. Laba akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik itu yang telah terjual maupun yang belum terjual. Meskipun jual beli adalah suatu keharusan untuk mendapatkan laba dan laba tidak boleh dibagi sebelum laba diperoleh secara nyata.

Sedikit ulasan mengenai perbedaan antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional diatas, semoga dapat memberi pemahaman atau menambah wawasan. Bahwa ada batas yang cukup bertolak belakang dengan syariat islam. Maka lahirlah istilah ekonomi syariah yang kini sedang banyak dilirik atau dibicarakan masyarakat.